Selasa, 25 Mei 2010

Letak, Luas dan Batas Kawasan KonservasI Perairan Nasional Taman Wisata Perairan Pulau Gili Matra
TWP pulau Gili Meno, Air dan Trawangan (Gili Matra) dengan luas 2.954 hektar, yang meliputi luas daratan Gili Air ± 175 ha dengan keliling pulau ±5 km, Gili Meno ±150 ha dengan keliling pulau ±4 km dan Gili Trawangan ±340 ha dengan keliling pulau ±7,5 km dan selebihnya merupakan perairan laut.
Secara geografis TWP pulau Gili Matra terletak pada 8º 20º - 8º 23º LS dan 116º00º - 116º 08º BT. Sedangkan secara administratif pemerintahan, kawasan ini terletak di desa Gili Indah kecamatan Pemenang kabupaten Lombok Utara propinsi Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan pada wewenang pengelolaannya kawasan ini sejak tanggal 15 Maret 2001 sampai dengan tanggal 4 Maret 2009 berada di bawah pengelolaan Balai KSDA NTB departemen Kehutanan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 99/Kpts-II/2001. Selanjutnya sejak tanggal 4 Maret 2009 wewenang pengelolaannya berada di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan sesuai dengan berita acara serah terima kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam dari Departemen Kehutanan kepada Departemen Kelautan dan Perikanan Nomor : BA.01/Menhut-IV/2009 dan Nomor BA.108/MEN.KP/III/2009. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 67/MEN/2009 tentang Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Nasional Pulau Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 3 September 2009 wewenang pengelolaannya berada di bawah Direktur Jendral Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) yang menugaskan UPT Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang sebagai Unit Pelaksana Teknis yang bertanggung jawab di lapangan.
Batas-batas Taman Wisata Perairan Pulau Gili Matra adalah sebagai berikut :
- Utara : berbatasan dengan laut Jawa.
- Selatan : berbatasan dengan selat Lombok.
- Barat : berbatasan dengan laut Jawa.
- Timur : berbatasan dengan Tanjung Sire.


AKSESIBILITAS

A. Menuju Kawasan
Untuk menuju kawasan TWP pulau Gili Matra tidaklah sulit, bandara Selaparang dan pelabuhan Lembar merupakan pintu masuk utama bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke TWP pulau Gili Matra. Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke TWP pulau Gili Matra dapat menggunakan kendaraan pribadi, carter, angkutan umum ataupun menghubungi biro-biro perjalanan yang ada. Pada umumnya biro-biro perjalanan ini menawarkan beberapa pilihan paket wisata. Jika melalui jalur Mataram-Senggigi-Pemenang-Bangsal pengunjung/wisatawan akan menikmati pemandangan pantai senggigi dan pantai utara pulau Lombok sampai tiba di Bangsal. Sedangkan jika melalui jalur Mataram-Gunung sari-Pusuk-Pemenang-Tanjung, pengunjung akan melewati pusat kerajinan bambu di Gunung sari dan pemandangan hutan wisata Pusuk dengan keranya yang jinak.
Jika ingin berwisata ke TWP pulau Gili Matra dengan menggunakan kendaraan umum sebaiknya melewati jalur Mataram-Gunung sari-Pusuk-Pemenang-Tanjung karena kalau melewati jalur Senggigi angkutan umum yang melewati jalur ini sangat jarang bahkan tidak ada setiap harinya. Biasanya angkutan umum hanya sampai di Mangsit atau Kerandangan.
Pengunjung juga dapat menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau sepeda motor), carter ataupun melalui biro perjalanan baik melalui jalur Pusuk maupun Jalur Senggigi. Untuk sampai di Bangsal dengan kendaraan pribadi atau carter dikenakan tarif masuk Rp. 1.200,- untuk sepeda motor dan mobil Rp. 2.400,-. Jika menginap sudah ada tempat penitipan sepeda motor dan mobil di Bangsal. Untuk sepeda motor tarifnya Rp. 5.000,-/malam sedangkan mobil Rp. 15.000,-/malam. Sedangkan untuk menuju ke masing-masing gili transportasi yang digunakan yaitu perahu motor dari pelabuhan Bangsal.
Adapun jalur yang dilalui, tarif, jarak dan waktu tempuh untuk menuju TWP pulau Gili Matra adalah sebagai berikut :

1. Lembar-Mataram-Pemenang
Jika ingin berwisata ke TWP pulau Gili Matra melalui pelabuhan Lembar dengan menggunakan kendaraan umum, pengunjung dapat menggunakan mikrolet atau mini bus dengan jurusan Lembar-Gerung-Sweta dan turun di terminal Mandalika, tarifnya Rp. 15.000,-/orang dan jaraknya ± 25 km dengan waktu tempuh ± 35 menit. Dari terminal Mandalika naik mobil mini bus atau carry jurusan Sweta-Gunung sari-Pusuk-Pemenang-Tanjung kemudian turun diperempatan Pemenang dengan ongkos Rp. 8.000,-/orang, jarak tempuhnya ± 35 km dengan waktu tempuh ± 45 menit. Dari perempatan Pemenang naik menggunakan cidomo atau ojek dengan ongkos Rp. 2.000,-/orang, jaraknya ± 1,5 km dengan waktu tempuh ± 5 menit jika menggunakan cidomo dan ± 2 menit jika menggunakan ojek.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, carteran atau melalui biro perjalanan pengunjung bisa langsung menuju Bangsal baik melalui jalur Pusuk maupun jalur Senggigi. Kalau melalui Pusuk jaraknya ± 60 km dengan waktu tempuh ± 70 menit sedangkan jika melalui jalur Senggigi jaraknya ± 65 km dengan waktu tempuh ± 75 menit.

2. Bandara Selaparang-Senggigi-Pemenang-Bangsal atau
Bandara Selaparang-Pusuk-Pemenang-Bangsal.
Jika melewati bandara Selaparang biasanya kendaraan yang digunakan adalah Taxi, carteran atau melalui biro perjalanan. Pengunjung bisa memilih jalur mana yang ingin dilewati. Jika melalui Pusuk jaraknya ± 27 km dengan waktu tempuh ± 35 menit sedangkan kalau melalui jalur Senggigi jaraknya ± 34 km dengan waktu tempuh ± 45 menit.

3. Mataram-Pusuk-Pemenang-Bangsal atau
Mataram-Senggigi-Pemenang-Bangsal
Jika menggunakan kendaraan umum dari Mataram pengunjung/wisatawan bisa naik dari perempatan Cemara (samping Rumah Sakit Tentara) atau dari perempatan Rembiga. Kemudian turun di perempatan Pemenang dengan ongkos Rp. 6000,-/0rang, jarak tempuhnya ± 30 km dengan waktu tempuh ± 40 menit. Kemudian dari perempatan pemenang naik cidomo atau ojek sampai di Bangsal.
Kalau menggunakan kendaraan pribadi, sewa, carteran ataupun melalui biro perjalanan para pengunjung atau wisatawan bisa melalui jalur Pusuk ataupun Senggigi, tergantung dari jalur mana yang ingin dilalui. Adapun jalur-jalur yang dilalui untuk sampai di Bangsal seperti pada tabel 6 berikut ini.
Setelah sampai di Bangsal pengunjung bisa langsung membeli tiket di counter penjualan tiket yang dikelola oleh Koperasi Karya Bahari. Harga tiket dan waktu tempuh bervariasi tergantung gili mana yang ingin anda kunjungi. Untuk menuju Gili Air harga tiketnya Rp. 8000.-/orang jika menggunakan public boat, kalau carter Rp. 155.000,- (sekali jalan) dan Rp. 290.000,- (pulang pergi) dengan waktu tempuh ± 15 menit. Ke Gili Meno harga tiketnya Rp. 9000,-/orang, carter Rp. 170.000,- sekali jalan dan pulang pergi Rp. 320000,- dengan waktu tempuh ± 25 menit. Sedangkan untuk ke Gili Trawangan harga tiketnya jika menggunakan public boat Rp. 10.000,-/orang, kalau carter Rp. 185.000,- sekali jalan dan pulang pergi Rp. 350.000,- dengan waktu tempuh ± 35 menit. Jika pada musim angin atau gelombang waktu tempuh untuk menuju ke tiga gili bisa lebih lama dari waktu tempuh normal.
Selain melalui Bangsal anda juga bisa langsung mencarter boat atau perahu motor dari Senggigi dengan ongkos Rp. 490.000,- untuk sekali jalan dan pulang pergi Rp. 690.000,-. Untuk akses penyeberangan ke tiga gili sendiri sudah ada kapal atau boat penyeberangan antar pulau (hoping island).

B. Aksesibilitas Menuju Obyek Wisata
Untuk menuju ke lokasi obyek wisata di TWP pulau Gili Matra dapat dijangkau dengan mudah tergantung dari kegiatan wisata apa yang ingin pengunjung lakukan. Jika ingin melakukan kegiatan menyelam (diving) sudah ada boat/perahu khusus untuk diving, kemudian jika para pengunjung atau wisatawan ingin berkeliling tiga gili sambil menikmati keindahan terumbu karang tanpa harus menyelam ataupun snorkeling, pengunjung dapat menggunakan glassbottom boat (perahu kaca). Demikian pula jika pengunjung ingin memancing, bisa menyewa boat trip untuk memancing disekitar kawasan TWP pulau Gili Matra pada zona yang telah ditentukan.
Jarak tempuh dan waktu tempuh menuju lokasi obyek wisata bervariasi tergantung dari obyek wisata yang ingin dituju dan tarifnya pun berbeda tergantung dari gili mana pengunjung naik.
Karena kawasan TWP pulau Gili Matra merupakan kawasan perairan laut jadi agak kesulitan dalam penentuan jarak dan waktu tempuhnya.

Selasa, 18 Mei 2010

JAMBI ANOM BERDUKA

Siapa yang tidak kenal JAMBI ANOM??
Jambi Anom merupakan sebuah perkampungan nelayan terpencil yang terletak di Desa Medana kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara NTB. Walaupun perkampungan nelayan tersebut sangat terpencil namun semua pejabat dari Kabupaten, Provinsi bahkan dari pemerintah pusat di Jakarta perenah menginjakkan kakinya di Jambi Anom, baik itu untuk berkunjung maupun sekedar menginjakkan kakinya untuk mengetahui apa dan siapa orang – orang Jambi Anom. Pemerhati lingkungan ekosistem laut di NTB pasti kenal Jambi Anom.

Apa dan Siapa Sih Mereka??
Di dusun jambi anomlah saya pernah mendengr cerita seorang nelayan yang saya tulis di blog saya ini…
Berangkat dari lingkungan perkampungannya yang bersih dengan penduduknya yang sangat ramah dan mencintai arti kebersihaan lingkungan, para warga Jambi Anom yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian nelayan memiliki kesadaran dan pengetahuan yang cukup besar tentang ekosistem bawah laut yang harus dijaga keberadaannya untuk keberlanjutan kehidupan mereka.
Sejak tahun 2007 warga dusun Jambi Anom sudah melakukan kegiatan transplantasi karang dengan terumbu buatan. Berkat kerjasama yang baik antara warga, Investor dan pemerintah daerah maka sampai saat sekarang ini di Jambi Anom sudah terdapat 300 an media terumbu buatan yang sudah di penuhi oleh karang-karang hasil transplantasi, dan mereka menjaga betul hasil transplantasi karang yang mereka buat. Karang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Walaupun belum ada penelitian yang bisa menyatakan nilai pasti berapa pertumbuhan karang per bulannya, akan tetapi pertumbuhan karang yang sangat pesat bisa dilihat dari live form karang yang sudah semakin besar per bulannya.

Mengapa Jambi Anom Berduka??
Inilah yaqng disebut musibah yang cukup memprihatinkan setelah kebanggaan . Terahir saya menyelam dan mengambil gambar transplantasi karang di Jambi Anom hampir seluruh terumbu karang mengelami pemucatan yang sudah sangat parah. Hampir tidak ada lagi zooxanthella yang berada di dalam terumbu karang, artinya hewan yang ada di dalam terumbu karang yang memproduksi zat kapur yang membentuk terumbu karang sudah mati. Maka terumbu karang tidak bias lagi bertambah besar dan di transplantasikan ke tempat lain. Bahkan sebagian sudah mengalami pemutihan (bleaching). Kejadian ini sangat membuat warga Jambi Anom berduka. Akan tetapi satu hal lagi yang membuat saya kagum dengan warga nelayan Jambi Anom adalah ketika saya diskusi mengenai kondisi ini mereka menyatakan bahwa ini merupakan cobaan yang harus kita hadapi dengan lapang dada dan kita cari solusinya sama-sama, bukan menrupakan cobaan yang akan membuat kita kalah dan menyerah serta putus asa untuk tetap menjaga keleastarian lingkungan ekosistem laut kita.

Mengapa Hal Ini Terjadi??
Pemutihan (bleaching) bisa di sebabkan oleh beberapa sebab antara lain stress temperatur, pengaruh sinar ultra violet dari matahari dan bakteri/Virus. Kalau melihat begitu parahnya kerusakan terumbu karang yang terjadi di Jambi Anom kemungkinan yang paling besar penyebabnya adalah stress temperature dan penyinaran ultra violet dari sinar matahari, hal ini bisa di lihat dari hamper seluruh karang mengalami pemucatan dan menuju bleaching. Akan tetapi masih banyak factor yang juga bisa menyebabkan matinya karang di jambi anom antara lain kualitas air laut yang mungkin kurang mendukung karena adanya aktifitas-aktifitas yang baru di Jambi Anom. Ini semua perlu pembuktian secara nyata. Dan yang berwenang melakukan ini adalah pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berada di pemenang.saya sangat berharap adanya tenaga ahli dari LIPI yang diterjunkan ke Jambi Anom untuk meneliti kejadian langka ini..

Apakah Di Jambi Anom Saja???
Bukan!! Ternyata setelah saya melakukan manta tow di sekitar perairan TWP Gili Matra juga mengalami kejadian yang sama bahwa banyak sekali terumbu karang yang mengalami pemutihan dan mungkin di perairan yang lain juga. Akan tetapi berbeda dengan Jambi Anom, walaupun banyak terumbu karang yang mengalami bleaching bahkan di biorock sekalipun masih banyak juga terumbu karang yang masih hidup..
Ini membuktikan bahwa penyebab semua ini adalah pengaruh stress temperature dan sinar UV dari Matahari yang langsung ke bumi. TERSANGKA UTAMA DALAM HAL INI ADALAH GLOBAL WORMING YANG MERUPAKA ISU YANG SUDAH MENDUNIA..oleh karena itu MARI KITA PERANGI GLOBAL WORMING..

TERIMA KASIH