Selasa, 21 Desember 2010


YAYASAN FRONT PEMUDA SATGAS GILI 
GILI TRAWANGAN LOMBOK NTB

I.  LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA
            Desa Gili Indah yang terletak di Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Barat bagian utara (sekarang Lombok Utara) merupakan salah satu tujuan daerah wisata  yang merupakan andalan untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) khususnya Pemda Lombok Barat. Sumber daya alam yang terdapat di Desa Gili Indah yang merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara maupun Nusantara untuk berkunjung ke Gili Matra adalah pasirnya yang putih, airnya yang jernih, keindahan terumbu karang yang terkenal dengan sebutan karang biru (Blue coral) serta keanekaragman ikan hias / ikan karang yang berwarna warni,  Disamping  sumber daya alam tersebut terdapat pula jenis biota laut yang langka seperti Kima, Akar bahar, Kepala kambing, Tritin Terompet, Penyu lekang, penyu Sisik, Penyu Hijau dan masih banyak jenis lainnya yang membentuk dirinya dalam suatu ekosistem laut sekaligus merupakan sumber plasmanuftah yang pada hakekatnya merupakan sumber daya alam yang dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya masyarakat disekitar kawasan laut Desa Gili Indah dan masyarakat lain pada umumnya.
Sadar dengan kondisi tersebut di atas maka sudah barang tentu banyak pihak yang ingin memanfaatkan potensi kelautan baik masyarakat nelayan maupun untuk pengembangan sector pariwisata, hanya saja dalam pemanfaatannya harus diselaraskan dengan kaedah alam yang sesuai dengan daya dukung dan kemampuan secara rasional.
Dilain pihak masih banyak masyarakat nelayan maupun pengusaha yang masih kurang perduli terhadap pentingnya arti kelestarian lingkungan, misalnya penangkapan ikan dengan menggunakan alat peledak (bom), bahan beracun potassium sianida dan jarring muorami. Selain itu pemasangan tanggul beton di depan restaurantdan hotel juga mengakibatkan hilangnya keindahan Gili serta dapat mengganggu ekosistem.
Karena sadar atas pertimbangan diatas maka pemuda-pemuda Gili menyadari dengan sepenuhnya betapa besar karunia tuhan yang di karuniakan pada wilayah nya dan ikut serta merasa bertanggung jawab bila kondisi ekosistem laut menjadi rusak atau terancam punah kelestariannya.
II. SEJARAH SINGKAT TERBENTUKNYA YFPSG
            Melihat dari latar belakang di atas maka para pemuda Gili waktu itu merasa bertanggung jawab untuk berperan serta dalam upaya pelestarian kawasan laut yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi pada masyarakat Gili Indah pada khususnya dan pemerintah daerah pada umumnya,  disadari betul bahwa pemerintah tidak akan mampu menangani semua permasalahan yang timbul akibat campur tangan manusia /oknum yang tidak bertanggung jawab tanpa didukung oleh peran serta masyarakat setempat.
            Oleh karena itu pada tanggal 16 Februari 2000 bertempat di hotel Salobai Gili Trawangan atas inisiatif beberapa tokoh pemuda mengadakan pertemuan dan sepakat membentuk suatu organisasi social yang di berinama "Yayasan Front Pemuda Satgas Gili" yang rencana programnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan SDM pengurusnya melakukan usaha pengamanan dan penyelamatan asset wisata bahari di wilayah desa Gili Indah agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
            Selanjutnya menindaklanjuti hasil pertemuan di Hotel Salobai, maka diadakan pertemuan kedua di Coral Beach II Restaurant pada tanggal 24 Februari 2000, dengan mengundang masyarakat Gili Ayer, Gili Meno, kelompok nelayan Dusun Karang Kaok Kecamatan Tanjung dan petugas BKSDA Mataram, dalam rangka mensosialisasikan rencana program kerja Satgas Gili dan sekaligus rencana pembentukan kelompok cabang Satgas Gili di setiap Gili.
            Rencana tersebut dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2000 dengan melantik pengurus cabang Gili Air bertempat di restaurant Lombok Indah Gili Air, juga melantik pengurus cabang Gili Meno pada tanggal 12 Maret 2000 di Restaurant Royal Gili Meno yang dilakukan Kepala Desa Gili Indah dengan Disaksikan oleh petugas BKSDA Mataram dan Bapeda Lombok Barat.


III. MAKSUD DAN TUJUAN BERDIRINYA FRONT PEMUDA SATGAS GILI
a. Maksud
Melihat berbagai macam penangkapan ikan yang menggunakan alat tangkap berupa bahan peledak dan bahan beracun yang dilakukan oleh masyarakat luar dan dalam desa Gili Indah maka Yayasan Front Pemuda Satgas Gili bermaksud untuk menghentikan kegiatan merusak tersebut tanpa pandang bulu.
b. Tujuan
Agar ekosistem laut dapat terjaga dan terpelihara sehingga diharapkan nantinya dapat membangun perekonomian yang berwawasan lingkungan dapat benar-benar diwujudkan sebagaimana diharapkan oleh masyarakat dan anak cucu kita dikemudian hari.
IV. SISTEM PENGAMANAN
Dalam melaksanakan patroli Satgas menggunakan 2 sistem:
1.      System patroli laut dengan menggunakan speed boat mengelilingi 3 Gili, yang petugasnya diambil dari anggota masyarakat 3 Gili dan 1 orang petugas Polhut  BKSDA.
2.      Petugas patroli darat yang menjadi informen untuk mencari informasi tentang pelaku yang ada di dalam setiap Gili sekaligus melakukan pemantauan lewat pinggir pantai yang sulit dijangkau oleh petugas yang ada di laut.
V. DANA OPERASIONAL
Dana yang dikeluarkan dalam 1 bulan operasional rutin mencapai Rp 7.800.000 belum termasuk pengadaan sarana dan prasarana, serta hal-hal lain seperti dana konpensasi terhadap kelompok nelayan jaring muorami. Sedangkan sumber dana dapat diterangkan sebagai berikut:
1.      Dana dalam operasional satgas pertama kali masih dari swadaya pengurusnya. Hal ini berjalan lebih kurang selama 2 bulan.
2.      Melakukan pemungutan dana sumbangan dari masyarakat pengusaha
3.      Sumbangan dari coremap untuk pemasangan pelampung dan pembelian alat komunikasi 6 unit HT.
4.      Setelah tebentuk kelompok Gili Ecotrust semua dana operasional dan lainnya ditanggung kelompok ini dan selanjutnya sampai sekarang.
VI. KENDALA YANG DIHADAPI
1.      Kesadaran masyarakat masih kurang
2.      Masih rendahnya SDM organisasi local dan masyarakat terhadap lingkungan.
3.      Sosialisasi tentang manfaat lingkungan masih kurang
4.      Tumpang tindihnya aturan antar instansi terkait
5.      Kesulitan dalam penegakan hukum
6.      Belum cukup alat bukti yang kuat untuk proses hukum
7.      Minimnya bantuan dana dari pemerintah
8.      Belum adanya keperdulian/pemahaman organisasi dan kelompok koperasi jasa angkutan terhadap pelestarian lingkungan yang memanfaatkan sumber daya alam 3 Gili
9.      Masih belum ada sikap tegas kepala desa dalam proses penyelesaian hukum terhadap pelanggaran zonasi /pengrusakan lingkungan di tiga Gili  desa Gili Indah.
VII. KEKUATAN SATGAS
1.      Programnya didukung masyarakat
2.      Adanya dukungan dari pengusaha Gili Trawangan
3.      Besarnya anemo masyarakat untuk melestarikan lingkungan Gili Trawangan
4.      Didukung BKSDA Mataram.
VIII. YAYASAN FRONT PEMUDA SATGAS GILI SAAT INI
            Setelah berkurang bahkan hilangnya usaha penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan potassium maka kegiatan operasional ke wilayah tiga Gili di kurangi bahkan saat ini patrolii hanya dilakukan di sekitar Gili Trawangan. Hal ini disebabkan karena pengurus cabang yang ada di 2 gili yang lain yaitu Gili Air dan Gili Meno sudah tidak aktif lagi karena sarana dan prasarana yang tidak ada.
            Selain itu akibat peralihan kewenangan pengelolaan dari departemen kehutanan (BKSDA) ke Departemen Kelautan (BKKPN) maka mengakibatkan ketidak pastian hukum dan membuat bingung petugas satgas yang melakukan patroli kemana akan dilaporkan jika terjadi pelanggaran??. Ketika masih ditangani BKSDA saat terjadi pelanggaran baik berupa pemanfaatan lahan yang tidak tepat, pengambilan satwa dilindungi, pelepasan jangkar sembarangan, dan lain-lain masih bisa dilaporkan ke Kantor BKSDA yang berlokasi  di Gili Trawangan dan langsung di tindak lanjuti oleh petugas BKSDA yang di dalamnya terdapat polhut untuk menangkap, dan penyidik untuk memproses. Sementara saat sekarang ini ketika terjadi pelanggaran di dalam kawasan, petugas yang menemukan pelanggaran tersebut tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab untuk melakukan proses hukum terhadap pelaku pelanggaran. Sehingga ini merupakan salah satu kendala yang saat ini sangat di rasakan oleh petugas Satgas yang melakukan patroli. Sementara pelanggaran demi pelanggaran terus menerus terjadi baik di laut maupun di darat.

Selasa, 14 Desember 2010

Peringatan HUT NTB ke 52 di Gili Trawangan
Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun NTB ke 52 Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan kegiatan nyelam bersama 52 orang diver untuk mengibarkan bendera di Gili Trawangan. penyelaman dilakukan di struktur biorock yang paling bessar dengan kedalaman 18 meter yang ada di depan hotel Vila Ombak. bendera kemudian dibawa ke struktur biorock dan di kibarkan disana. kegiatan yang dilakukan hanya sebatas pengibaran dan dokumentasi. setelah pengibaran bendera dan dokumentasi, semua diver naik dan kembali ke vila ombak.
kegiatan ini rencananya akan di hadiri oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. Zaenul Majdi. akan tetapi karena beberapa hal maka Bapak Gubernur hanya di wakili oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB.

Minggu, 12 Desember 2010

Workshop Biorock Internasional Di gili Trawangan

Metode Biorock® ditemukan, dikembangkan dan dipatenkan oleh mendiang Prof. Wolf Hilbertz dan Dr. Thomas J. Goreau. Teknologi BioRock menggunakan arus langsung bertegangan rendah (di atas 1,2 Volt) yang mengalir melalui suatu struktur baja. Proses BioRock yang juga disebut elektrolisis terjadi di antara 2 logam yang menerima arus listrik di dalam air laut, yang mengakibatkan struktur baja menumbuhkan mineral-mineral batu kapur padat, dan logam lainnya perlahan-lahan terlepas. Arus listrik ini aman bagi manusia dan organisme laut lainnya. Tidak ada batasan yang prinsip dalam hal ukuran atau bentuk struktur BioRock, struktur bisa dibangun sepanjang ratusan mil kalau dana mencukupi. Batu kapur adalah substrat terbaik bagi batu karang keras. Proses BioRock digunakan untuk menghasilkan kembali terumbu karang, mempopulasikan kembali terumbu yang telah rusak dengan karang dan ikan, memecah ombak, menumbuhkan pantai dan sebagainya.
Karang keras dan lembut, bunga karang, kerang berselaput, dan bivalvia (kerang berkulit ganda) terlihat tumbuh pada material BioRock dengan kecepatan luar biasa. Karang keras pada suatu struktur BioRock bisa tumbuh 2 sampai 6 kali lebih cepat daripada dalam kondisi alami, karang-karang pada terumbu BioRock berwarna luar biasa cerahnya dan bercabang dengan rimbunnya, pulih dari kerusakan fisik paling kurang 20 kali lebih cepat, menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi akibat kejadian-kejadian pemutihan bertemperatur tinggi paling parah, dan menunjukkan tingkat pertumbuhan karang baru yang paling tinggi dibandingkan dengan data yang pernah tercatat sebelumnya. Pertumbuhan ikan dan udang pada struktur-struktur ini luar biasa, terutama ikan remaja, dan tergantung bentuk struktur BioRock, yang bisa dibuat untuk menyediakan tempat persembunyian yang luar biasa padatnya. Terumbu BioRock telah mengubah pantai yang rusak berat oleh erosi berkembang 15 meter dalam beberapa tahun dengan memperlambat ombak sehingga alih-alih mengikis pasir di pesisir pantai, justru pasirnya ditahan dan terkumpul. Struktur BioRock telah terbukti stabil menghadapi badai topan kategori 4 dan Tsunami Asia, karena konstruksi kerangkanya yang terbuka memungkinkan ombak yang besar untuk berlalu.
Hasil Kegiatan Workshop
Kegiatan workshop Biorock Internasional yang di lakukan di Gili Trawangan saat ini adalah workshop biorock yang ke VII. Gili Trawangan sudah tiga kali di tunjuk sebagai tuan rumah untuk elaksanaan workshop tersebut. Kegiatan ini dapat terlaksana akibat kerja sama yang baik antara Gili Eco Trust, Satgas,  biorock internasional, DKP dan CfES.
Kegiatan ini berlangsung selama 7 hari dan diikuti oleh sebanyak 75  peserta dari beberapa Negara seperti inggris, prancis, swedia, katar, Malaysia,singapura, dan Indonesia. Dalam acara pembukaan rencananya kegiatan ini akan di buka oleh Bapak Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) akan tetapi karena Bapak Gubernur berhalangan maka kegiatan pembukaan oleh Gubernur disampaikan oleh  kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Dalam acara pembukaan dihadiri oleh BAPPEDA Provinsi NTB, Wakil Bupati Lombok Utara, Bappeda Lombok Utara, dan dinas-dinas terkait di Provinsi NTB, serta tokoh masyarakat yang ada di Gili Trawangan.
Dalam prosesnya kegiatan ini berupa teori dan praktek. Teori diberikan oleh Dr. Thomas J. Goreau selaku pemegang hak paten untuk pembuatan media transplantasi karang dengan biorocck. Setelah teori diberikan selanjutnya struktur biorock dengan berbagai bentuk di buat. Semua peserta ikut andil baik dalam pembuatan maupun dalam penurunan nya. Setelah struktur biorock selesai di buat selanjutnya kegiatan penurunan dilakukan. Penurunan struktur dilokasi-lokasi dimana ada biorock yang sudah lama, hal ini untuk menghemat penggunanaan tenaga listrik. Listrik yang ada pada struktur biorock yang sudah ada dan  sudah berkembang di cabut dan di pindahkan ke struktur biorock yang baru. Selama kegiatan ini tercatat sebanyak 16 struktur biorock yang diturunkan di sekeliling Gili Trawangan, sehingga jumlah struktur biorock yang ada di sekeliling Gili Trawangan berjumlah 58 struktur.